Prinsip Dasar Pembuatan Peta

Advertisement
Sebelum kita membahas tentang prinsip dasar pembuatan peta kita perlu memahami apa yang disebut dengan kartografi. Kartografi adalah seni pembuatan peta. Tujuannya mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil ukuran berbagai pola atau unsur permukaan bumi dan menyatakan unsur-unsur tersebut dengan skala tertentu.

Sebagai sebuah sistem komunikasi, kartografi memuat berbagai unsur yang saling memengaruhi antara satu unsur dan unsur lainnya. Sistem komunikasi yang terdapat dalam kartografi terdiri atas empat jenis, yaitu sebagai berikut.

  • Numeracy, yaitu jenis komunikasi kartografi matematis.
  • Articulacy, yaitu jenis komunikasi kartografi dengan berbicara.
  • Literacy, yaitu jenis komunikasi kartografi dengan penggunaan huruf.
  • Graphicacy, yaitu jenis komunikasi kartografi dengan gambar simbol.

Jenis komunikasi dengan gambar simbol inilah (graphicacy) yang dipakai dalam kartografi. Dalam pembuatan peta, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain komponen atau kelengkapan peta . Langkah-langkah pokok dalam pembuatan peta adalah sebagai berikut.

  • Menentukan daerah yang akan dipetakan.
  • Membuat peta dasar (base map), yaitu peta yang belum diberi simbol.
  • Mencari dan menggolongkan data sesuai dengan tujuan pembuatan peta.
  • Menentukan simbol-simbol yang merupakan representasi data.
  • Memplot simbol pada peta dasar.
  • Membuat legenda.
  • Melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar, serta menarik.

a. Penulisan pada Peta
Jika memperhatikan tulisan pada peta, nampak antara peta yang satu dengan yang lain masih ada perbedaan. Khusus untuk membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan di antara para ahli, yaitu sebagai berikut.

  • Nama geografis ditulis dengan menggunakan bahasa atau istilah yang biasa digunakan penduduk setempat. Misalnya, Sungai ditulis Ci untuk Jawa Barat dan sebagian DKI, Kreung untuk Aceh, Way untuk Lampung, dan Kali untuk Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring. Misalnya Ci Tarum, Kali Berantas, Kali Progo, dan Way Kambas.
  • Nama-nama objek geografis berupa kawasan perairan, seperti danau, laut, sungai, waduk, ditulis dengan huruf miring. Contohnya Laut Jawa, Sungai Ci Manuk, Danau Toba, dan Samudra Hindia.
  • Nama jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut dan ditulis dengan huruf cetak kecil.

b. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Setelah memahami langkah-langkah pembuatan peta, macammacam simbol peta dan penggunaannya. Sekarang, marilah kita pelajari cara memperbesar dan memperkecil peta. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperbesar maupun memperkecil peta, yaitu dengan penggunaan metode pembuatan kotak-kotak grid, fotokopi, maupun dengan alat pantograf.

1. Memperbesar Peta
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk memperbesar peta, yaitu sebagai berikut.

a. Memperbesar Grid (Sistem Grid)
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut.

  • Buat grid pada peta yang akan diperbesar.
  • Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar peta baru. Untuk Pembesarannya sesuai dengan rencana pembesaran, misalnya 1 kali, 2 kali, 100 %, dan 200 %.
  • Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.
  • Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran. 

Ketentuan perubahan skala dalam memperbesar dan memperkecil peta adalah jika peta diperbesar, penyebut skala harus dibagi dengan bilangan n. Namun, sebaliknya jika peta diperkecil sebesar n kali, penyebut skala harus dikali dengan bilangan n. Berikut ini gambar yang menjelaskan pengaruh dari skala sebagai komponen peta terhadap tampilan peta itu sendiri.

b. Fotokopi
Cara lain yang sesuai dengan prinsip dasar pembuatan peta adalah memperbesar peta dengan fotokopi. Peta yang akan diperbesar atau diperkecil, sebaiknya menggunakan skala garis. Peta yang menggunakan skala angka atau bilangan, sebenarnya dapat pula diperbesar dan diperkecil ukurannya dengan menggunakan mesin fotokopi. Namun, sebelum peta tersebut di fotokopi, skala bilangan yang terdapat dalam peta perlu diubah dulu ke skala
garis.

c. Menggunakan Pantograf
Pantograf adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta. Dulu, alat ini terbuat dari kayu yang telah diserut menjadi halus, dilengkapi dengan pensil dan paku yang ditumpulkan terlebih dahulu.

2. Memperkecil Peta
Cara memperkecil peta, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teknik memperbesar skala peta. Terdapat tiga alternatif teknik yang dapat Anda gunakan untuk memperkecil peta. Ketiga teknik tersebut adalah sebagai berikut.

  • Memperkecil peta dengan bantuan grid peta yang diperkecil.
  • Fotokopi peta.
  • Pantograf.

Pantograf yang sering diperhatikan prinsip dasar pembuatan peta dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan prinsip kerja jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang (a, b dan c) memiliki skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah sesuai kebutuhan. Setelah diperoleh besarnya skala faktor, kemudian pantograf diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing lengan pantograf memiliki skala faktor sama.
Caranya:
Peta yang akan diperbesar letakkan ditempat B dan kertas gambar kosong letakkan di tempat gambar A yang sudah dilengkapi pensil. Kemudian, gerakkan B mengikuti peta asal. Dalam proses penjiplakan, harus dilakukan dengan hati-hati, agar peta yang akan dijiplak tidak mengalami kerusakan.

0 Response to "Prinsip Dasar Pembuatan Peta"

Post a Comment