Alat Dasar Interpretasi Citra Udara

Advertisement
Ketika Anda melihat citra udara, Anda akan melihat berbagai objek yang ukuran dan bentuknya berbeda-beda. Objek-objek yang terdapat dalam citra udara tersebut mungkin dapat dengan mudah Anda kenali secara langsung, tetapi mungkin pula Anda akan mengalami kesulitan dalam mengenal objek tersebut. Apabila Anda dapat mengenali objek yang terdapat dalam citra udara dan menyampaikannya pada teman Anda, berarti Anda sedang berlatih interpretasi citra udara. Citra udara tersebut hanya berisi data citra grafik mentah. Kemudian, data tersebut diproses oleh manusia
menjadi sebuah informasi.

Interpretasi citra udara merupakan kegiatan mengkaji citra udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi dan memaknai objek. Secara sederhana interpretasi sering pula diartikan penafsiran. Orang yang melakukan interpretasi dinamakan interpreter. Proses interpretasi foto udara secara khusus meliputi pengamatan stereoskopik untuk menampilkan pandangan tiga dimensi dari suatu medan. 

Efek pengamatan ini timbul karena dua mata secara terus menerus memerhatikan ketampakan permukaan bumi dari dua arah pandangan. Apabila terdapat dua buah objek yang berbeda jaraknya, mata kita akan mengamati objek tersebut dengan cara yang berbeda. Perbedaaan pandangan tersebut, kemudian disatukan oleh otak sehingga menghasilkan kesan kedalaman dan memberikan kesan tiga dimensi.

Orang yang memiliki penglihatan yang lemah pada salah satu matanya, mungkin tidak akan dapat melihat dalam suatu keadaan stereo. Bagi Anda yang kurang bisa menafsirkan sebuah bentuk ke dalam bentuk tiga dimensi terutama foto udara, Anda akan memerlukan sebuah alat pembantu yang disebut stereoskop.

a. Stereoskop
Stereoskop yang ada dan sering dipergunakan untuk interpretasi foto udara menggunakan lensa atau paduan lensa, cermin, dan prisma.

  1. Stereoskop Lensa : Stereoskop lensa relatif mudah dibawa dan harganya pun tidaklah mahal. Sebagian besar instrumen dalam stereoskop cermin bentuknya kecil dan kaki-kaki penyangganya pun dapat dilipat. Jarak lensa biasanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan interpreter antara 45–75 mm. Keterbatasan stereoskop lensa yang kecil ini adalah foto udara yang diamati harus diletakkan tepat di bawah lensa yang saling menutupi di bawah stereoskop.
  2. Stereoskop Cermin : Stereoskop cermin merupakan perpaduan antara lensa prisma dan lensa cermin untuk memisahkan garis penglihatan dari setiap mata pengamat. Stereoskop ini dapat digerakkan di seluruh daerah tampilan citra udara stereo tanpa memindahkan citra udara atau stereoskop yang dipergunakan.
  3. Stereoskop Zoom : Stereoskop zoom mampu memperbesar objek antara 2,5–10x secara berkesinambungan atau 5–20x dengan menggunakan lensa pembesar lain. Gambaran yang tampak dalam lensa pengamat secara optik dapat diputar 3600 dan dapat disesuaikan dengan pasangannya. Stereoskop zoom merupakan instrumen pengamat yang sangat mahal karena memiliki ketelitian yang tinggi dan menggunakan resolusi sangat tinggi.

b. Transparansi Film
Kertas atau transparansi film biasanya digunakan untuk menginterpretasi citra udara. Kedua media ini dapat diamati dengan stereoskop. Cetak kertas dapat dengan mudah ditulisi dan dibawa ke lapangan, sedangkan transparansi film lebih mudah digunakan dan warna yang ditampilkan lebih mirip dengan warna aslinya.

Interpreter biasanya menggunakan stereoskop lensa sederhana dan stereoskop cermin untuk menginterpretasi cetak kertas. Adapun stereoskop zoom diper guna kan untuk menginterpretasi trans paransi film berwarna atau inframerah berwarna.

c. Meja Sinar
Meja sinar dipergunakan sebagai media pembantu untuk mentransfer hasil interpretasi yang telah dilakukan dalam film transparansi. Meja sinar sangat diperlukan untuk mentransfer data hasil pengamatan karena sumber cahaya harus datang dari belakang transparansi film. Meja sinar secara khusus memiliki bola lampu dengan suhu warna (color temperature) sekitar 3.5000K.

d. Alat Ukur
Pengukuran jarak dari sebuah citra udara dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari beberapa jenis alat ukur yang ada. Alat ukur tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh harga, ketelitian, dan ketersediannnya. Bagi Anda yang memerlukan pengukuran dengan ketelitian rendah, Anda dapat menggunakan penggaris segitiga atau skala metrik. 

Akan tetapi, apabila Anda memerlukan ketelitian yang tinggi dengan tetap menggunakan penggaris segitiga tersebut, hasil per hitungannya dikoreksi dengan menghitung nilai rata-rata dari beberapa pengukuran. Pengukuran yang Anda lakukan akan semakin teliti apabila dibantu dengan lensa pembesar. Penggaris sederhana dapat digunakan untuk mengukur luas ketampakan dengan bentuk objek yang teratur, seperti bentuk lahan pertanian.

Di samping pengukuran jarak, Anda juga dapat mengetahui luas sebuah objek pada citra udara. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur luas ini adalah stereoplotter atau ortofotoskop.

e. Pengamat Warna Aditif (Color Additive Viewer)
Pengamat warna aditif menggunakan kode warna dan menumpang susunkan tiga citra multispektral untuk menghasilkan paduan warna yang lebih mudah diinterpretasikan. Pengamat warna aditif dan Zoom Transfer Scope (ZTS) dapat digunakan secara terpadu sehingga interpretasi citra udara yang dilakukan pada layar pengamat warna aditif dapat langsung dipindahkan pada peta dasar
yang berbeda skalanya.

ZTS secara optik dapat melakukan rotasi citra hingga 3600 untuk mempermudah orientasi antara foto dan peta. ZTS memiliki sistem lensa khusus (anomorphic) yang mampu memperbesar citra hingga 2x hanya pada satu arah.

f. Penganalisis Citra Elektronik (Electronic Image Analyzer)
Pada dasarnya, alat ini merupakan sistem TV aliran tertutup (Closed Circuit TV/CCTV). Citra tembus pandang (biasanya citra hitam putih) disinari pada meja sinar dan diamati dengan kamera TV yang memiliki resolusi tinggi. Sinyal video tersebut disalurkan ke dalam unit pengolahan dan kemudian ditampilkan dalam layar TV setelah sebelumnya diproses.

0 Response to "Alat Dasar Interpretasi Citra Udara"

Post a Comment