Advertisement
Mengelola Sumber Daya Perikanan - Seperti kita ketahui bahwa laut merupakan penghasil ikan utama. Penangkapan ikan biasanya dilakukan oleh nelayan tradisional maupun nelayan yang menggunakan peralatan modern. Nelayan tradisional ini cukup menggunakan peralatan sederhana meskipun terkadang mengalami beberapa kendala. Antara lain masih bergantung pada angin karena perahu-perahunya sangat sederhana, wilayah penangkapan ikan yang terbatas tidak bisa ke tengah atau mendekati lokasi-lokasi upwelling. Kendala ini terjadi karena nelayan kekurangan modal. Akibatnya, ikan yang ditangkap sangat terbatas dan sering menjadi busuk apabila terlambat kembali ke darat.
Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian pada pengembangan usaha perikanan oleh nelayan. Yang menjadi permasalahan adalah penangkapan ikan yang menggunakan pukat harimau dan juga bom. Penangkapan yang demikian merupakan contoh pengelolaan yang tidak berwawasan lingkungan. Mengapa? Penggunaan pukat harimau selain mengenai ikan-ikan besar, ikan-ikan kecil pun turut terjaring.
Jika ikan-ikan kecil ikut ditangkap, akan memutus daur reproduksi beberapa spesies ikan. Akhirnya, dapat menyebabkan beberapa spesies ikan tertentu punah. Begitu juga dengan penggunaan bom, yang akan mematikan makhluk hidup di dalam laut dan juga merusak terumbu karang. Tahukah kamu apa akibatnya jika terumbu karang rusak dan punah? Terumbu karang merupakan bagian dari kehidupan laut yang paling produktif dan kaya keanekaragaman hayatinya.
Sebab, terumbu karang merupakan tempat berlindung, tempat untuk mencari makan bagi makhluk hidup di laut, tempat berkembang biak, tempat asuh serta tempat penyamaran berbagai jenis biota laut dari mangsanya seperti udang, kepiting, tiram, dan cumi-cumi. Bayangkan jika terumbu karang rusak dan punah. Kita akan kehilangan sumber-sumber perikanan laut. Padahal kekayaan perikanan laut merupakan kekayaan yang sangat potensial di wilayah Indonesia.
Lalu, bagaimana penangkapan ikan yang baik? Penangkapan dengan menggunakan kapal motor dilengkapi dengan jaring atau jala ikan yang lubang jaring-jaring berukuran besar bisa digunakan sebagai pilihan. Dengan demikian, apabila ikan-ikan kecil tertangkap, tentunya akan lepas karena ukuran lubang jaring yang besar, hanya ikan-ikan besar yang akan tertahan. Penggunaan kapal motor untuk membantu memperluas jangkauan penangkapan, hingga dapat mencapai lokasilokasi upwelling yang banyak terdapat ikan.
Tetapi bagaimanapun penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing) akan mengganggu keseimbangan ekologi laut. Sudah saatnya kita melakukan budi daya ikan bukan lagi hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan. Lalu, bagaimanakah caranya agar overfishing ini tidak semakin parah? Langkah-langkah berikut dapat dilakukan.
- Membatasi jumlah hasil tangkap. Untuk menerapkannya perlu dipertimbangkan jumlah persediaan atau populasinya dan sifat komoditi tersebut. Setelah itu baru dilakukan pengaturan kapasitas penangkapan yang diperbolehkan. Bagaimana menurutmu? Memang mungkin dalam penerapannya akan menemukan kesulitan, ada baiknya dalam langkah ini instansi pemerintah turun tangan agar tidak terjadi monopoli maupun konflik .
- Pengaturan waktu tangkap. Tindakan ini perlu dilakukan terhadap jenis-jenis sumber perikanan terumbu karang agar dapat menghindari tertangkapnya jenis-jenis tertentu dari sumber perikanan terumbu karang.
- Melakukan pengaturan ukuran hasil tangkap (ukuran panjang/ berat). Tindakan ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa individu yang ditangkap pernah mengalami perkembangbiakan.
- Mengatur dan mengawasi jenis alat tangkap yang digunakan, untuk menjamin bahwa alat tangkap yang digunakan tidak merusak lingkungan.
- Menerapkan sistem zonasi, dilakukan dengan membagi kawasan menjadi zona-zona berdasarkan pemanfaatannya.
- Melarang penggunaan bahan peledak dan bahan beracun untuk menangkap ikan.
Nah, hal-hal tersebut merupakan langkah yang bisa diambil dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam perikanan tangkap. Bagaimana dengan perikanan budi daya? Kita dapat mengambil contoh dalam budi daya tambak. Tambak dikembangkan dekat dengan batas darat yang biasanya berupa hutan bakau, dilakukan dengan pertama kali membuat saluransaluran agar air payau yang membawa jentik-jentik, anak ikan, dan zat makanan alami dapat masuk ke dalam tambak.
Selain itu, air pasang juga bisa masuk melalui saluran-saluran tersebut. Saluran juga berfungsi sebagai pembuangan, karena ikan dan udang memerlukan air laut yang segar. Nah, tambak dengan sistem ini merupakan tambak tradisional.
Ketika harga udang di dunia naik pada awal tahun 1980-an, banyak petani ikan di wilayah Indonesia beralih ke sistem produksi yang jauh lebih intensif. Sistem tersebut tidak lagi bergantung kepada air payau. Dilakukan dengan cara memasang pompa diesel untuk mengisi tambak mereka dengan air payau. Sawah-sawah yang terletak agak di pedalaman diubah menjadi tambak-tambak karena kelandaian permukaan tanahnya memudahkan pembuangan air.
Di saluran-saluran yang ada, air laut bertemu dengan air tawar dan dicari kadar garam yang sesuai sebelum dimasukkan ke dalam tambak. Pada sistem intensif ini, udang sepenuhnya dibudidayakan dengan pakan pabrik. Karena Indonesia tidak memiliki keunggulan hingga mampu bersaing dalam produksi pakan udang, maka Indonesia masih harus mengimpor pakan tersebut untuk sementara. Hal ini adalah peluang bagimu, siapa tahu kelak kamu bisa mendirikan pabrik pakan ikan dan udang.
Jika melihat kedua sistem tambak tersebut, terutama sistem tambak intensif menjadi salah satu penyebab masalah lingkungan di sepanjang garis pantai. Pengelolaan tambak yang buruk sebagai unsur kunci dalam perumusan masalah, karena selain ekosistem tambak, ekosistem lingkungan yang secara langsung berhubungan turut terkena getahnya.
Pemusnahan hutan bakau mengakibatkan hilangnya tempat perkembangbiakan bagi ikan, juga mengakibatkan terkikisnya daratan akibat abrasi. Adanya usaha tambak mengakibatkan pencemaran sawah atau lahan pertanian lainnya akibat perembesan air laut melalui tanah. Dalam skala yang besar, pemompaan air laut untuk tambak dapat mengakibatkan intrusi air laut.
Sehingga dalam pengelolaan tambak diperlukan cara-cara yang bijak, yaitu dengan memedulikan akibatnya terhadap lingkungan. Antara lain dengan memperkecil jumlah hutan bakau yang dimusnahkan dan menghijaukan tepi-tepi area tambak.
0 Response to "Mengelola Sumber Daya Perikanan"
Post a Comment